Babi Panggang Karo: Hidangan Khas Batak
AKULINER.COM – Babi Panggang Karo (BPK) adalah salah satu kuliner tradisional khas Suku Karo dari Sumatera Utara yang begitu terkenal karena cita rasanya yang kuat dan unik. Hidangan ini tak hanya menjadi favorit di kalangan masyarakat Batak, tapi juga digemari oleh penikmat kuliner Nusantara yang ingin merasakan kelezatan asli dari tanah Sumatera.
Asal-Usul dan Filosofi BPK
Dalam tradisi masyarakat Karo, Babi Panggang Karo bukan sekadar makanan, tapi juga bagian dari budaya dan adat istiadat. BPK sering disajikan dalam upacara adat seperti pesta pernikahan, acara kematian, dan ritual penting lainnya. Kehadirannya melambangkan rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur.
Proses Memasak yang Khas
Yang membuat BPK istimewa adalah cara pengolahannya. Potongan daging babi dipanggang dengan api terbuka menggunakan arang, sehingga menghasilkan aroma khas dan kulit yang garing. Setelah dipanggang, daging disajikan bersama tiga jenis sambal khas Karo, yaitu:
- Sambal darah (arsik ni darah): Sambal berbahan dasar darah babi yang dimasak dengan bumbu rempah.
- Sambal andaliman: Sambal pedas dengan rasa getir khas dari andaliman, “lada Batak” yang jadi bumbu utama masakan Karo.
- Sambal kecap atau cabai hijau: Menambahkan rasa segar dan seimbang.
Biasanya BPK juga disajikan bersama sayur ubi tumbuk (daun singkong yang ditumbuk dan dimasak dengan santan), menciptakan kombinasi rasa yang menggoda selera.
Kelezatan yang Sulit Dilupakan
Tekstur daging yang empuk, kulit yang renyah, dan sambal yang pedas menggigit menjadikan BPK sebagai salah satu hidangan yang sulit dilupakan. Banyak rumah makan di Medan, Kabanjahe, dan sekitarnya yang khusus menjual Babi Panggang Karo sebagai menu utama. Bahkan kini, makanan ini mulai dikenal lebih luas di luar Sumatera Utara, termasuk di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
Catatan Penting
Karena menggunakan daging babi, BPK biasanya hanya dikonsumsi oleh masyarakat non-Muslim. Namun, keunikan dan kekayaan rasa yang ditawarkan menjadikan BPK sebagai salah satu ikon kuliner tradisional Indonesia yang patut diapresiasi.