Eungkot Keumamah: Kuliner Tradisional Aceh yang Sarat Makna
AKULINER.COM – Eungkot Keumamah adalah salah satu makanan tradisional masyarakat Aceh yang berbahan dasar ikan tongkol yang dikeringkan hingga teksturnya keras seperti kayu. Karena itu, hidangan ini juga dikenal dengan nama “ikan kayu”. Proses pengolahan ini lahir dari kebutuhan orang Aceh di masa lalu, khususnya pada masa peperangan, ketika makanan harus tahan lama untuk dibawa oleh para pejuang ke medan perang.
Dengan pengeringan alami di bawah sinar matahari selama beberapa hari, ikan bisa bertahan hingga berbulan-bulan tanpa basi. Hal ini menjadikan Eungkot Keumamah sebagai simbol ketahanan, kesabaran, dan kecerdikan orang Aceh dalam mengolah sumber daya lautnya.
Cara Pengolahan
Proses membuat Eungkot Keumamah tidak sederhana, namun hasilnya memberikan cita rasa yang khas:
- Persiapan Ikan – Ikan tongkol dibersihkan, direbus, kemudian dijemur hingga benar-benar kering.
- Penyimpanan – Setelah kering, ikan dapat disimpan lama dan diolah kapan saja.
- Pengolahan – Saat hendak dimasak, ikan direndam terlebih dahulu agar lebih lunak, lalu diiris tipis.
- Bumbu Khas Aceh – Ikan kemudian dimasak dengan bumbu rempah khas Aceh seperti cabai, bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe, kunyit, dan daun kari, sehingga menghasilkan aroma kuat serta rasa gurih pedas yang kaya.
Filosofi dan Nilai Budaya
Selain sebagai makanan tahan lama, Eungkot Keumamah memiliki nilai filosofi yang dalam. Ia melambangkan kesederhanaan dan ketabahan. Pada masa konflik Aceh, makanan ini menjadi bekal penting para pejuang di hutan. Hingga kini, Eungkot Keumamah tetap hadir dalam tradisi dan dapur masyarakat Aceh, terutama pada acara keluarga maupun kenduri.
Popularitas dan Kekinian
Di era modern, makanan ini masih banyak dijumpai di warung-warung makan khas Aceh. Hidangan ini juga sering dijadikan oleh-oleh karena daya tahannya yang lama. Bahkan, kini beberapa pelaku UMKM di Aceh sudah mengemasnya secara modern sehingga bisa dipasarkan ke luar daerah bahkan ke mancanegara.