bolu koja

Bolu Koja: Manis Legit Warisan Bengkulu yang Melegenda

Bolu Koja: Kue Tradisional Khas Bengkulu yang Unik dan Lezat

AKULINER.COM – Indonesia kaya akan kuliner tradisional yang tidak hanya lezat, tetapi juga sarat makna budaya. Salah satu yang cukup populer di Provinsi Bengkulu adalah Bolu Koja, kue basah dengan cita rasa manis legit, tekstur lembut, dan warna hijau menggoda. Hidangan ini kerap hadir dalam berbagai acara adat maupun sajian harian masyarakat setempat.

Asal-Usul dan Filosofi

Bolu Koja diyakini mendapat pengaruh budaya dari India dan Arab yang datang ke Bengkulu melalui jalur perdagangan. Nama koja sendiri merujuk pada komunitas keturunan India Muslim yang disebut “Koja”. Seiring waktu, masyarakat Bengkulu mengadaptasi kue ini dengan bahan-bahan lokal, sehingga terciptalah versi khas daerah yang kita kenal sekarang.

Bolu Koja bukan sekadar makanan, tetapi juga memiliki makna simbolis. Warna hijau yang dominan melambangkan kesuburan dan kesejukan, sementara rasanya yang manis dianggap sebagai doa agar hidup selalu penuh kebahagiaan.

Ciri Khas

Yang membuat Bolu Koja berbeda dengan kue bolu pada umumnya adalah:

Bahan utama

  • Tepung gandum atau terkadang diganti dengan tepung sagu.
  • Santan kental yang memberikan aroma gurih.
  • Gula pasir untuk rasa manis.
  • Jus daun suji atau pandan sebagai pewarna alami sekaligus penambah aroma harum.

Tekstur dan rasa

Bolu Koja memiliki tekstur padat namun lembut dengan rasa manis gurih. Perpaduan gula, santan, dan pandan menciptakan sensasi legit yang khas.

Penyajian

Umumnya dicetak dalam loyang persegi panjang, lalu dipotong kotak atau segitiga kecil. Tampilan hijaunya yang segar membuatnya cantik saat disajikan.

Cara Pembuatan Singkat

Proses membuat Bolu ini cukup sederhana:

  • Campurkan tepung, santan, gula, dan jus daun suji hingga merata.
  • Adonan kemudian dipanggang atau dikukus hingga matang.
  • Setelah dingin, Bolu Koja dipotong-potong sesuai selera.

Peran dalam Budaya Bengkulu

Bolu Koja kerap disajikan pada acara pernikahan, kenduri, hingga hari besar keagamaan seperti Idul Fitri. Kehadirannya bukan hanya sebagai hidangan manis, tetapi juga sebagai simbol persaudaraan dan kebersamaan masyarakat Bengkulu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *